Gua-gua di dalam tanah telah lama dihubungkan orang dengan sejarah umat manusia dengan berbagai macam cara yang menarik sekali. Kita mengetahui bahwa pada bagian terakhir Zaman Batu Tua gua-gua didalam tanah merupakan tempat permukiman manusia pada musim dingin, karena mereka tidak punya tempat lain lagi untuk berlindung.
Tetapi jauh sebelum manusia berhenti menggunakan gua-gua itu sebagai permukiman mereka, maka orang-orang pada zaman purba itu telah mempunyai keyakinan yang aneh-aneh tentang gua-gua ini. Orang - orang Yunani percaya bahwa gua-gua adalah kuil tempat dewa – dewa mereka bersemayam. Seperti halnya dewa Zeus, Pan, Dionysus, dan Pluto. Orang-orang Romawi menganggap bahwa gua-gua adalah tempat kediaman bagi para mambang, peri dan tukang-tukang tenung. Bangsa Persia kuno dan lain-lainnya menghubungkan gua-gua itu dengan kepercayaan dan pemujaan mereka terhadap Mithras, pemimpin dari roh-roh yang menguasai bumi ini.
Sekarang ini di seluruh dunia gua-gua menjadi bahan peninjauan yang menarik perhatian sekali bagi para kaum wisatawan. Gua-gua adalah tempat-tempat yang berbentuk lubang yang dalam pada tanah sisi perbukitan atau dinding batu karang. Gua-gua raksasa di dalam –tanah disebut orang dengan istilah "caverna".
Bagaimana terbentuknya gua-gua ini ada bermacam-macam pula. Banyak gua-gua terjadi karena penggalian yang disebabkan oleh kekuatan hempasan ombak terhadap dinding batu karang yang terus menerus. Sebagian lagi dari gua-gua iiu berada di bawah lapisan permukaan bumi. Gua-gua semacam ini biasanya adalah bekas aliran sungai di bawah tanah yang berhasil mengikis hanyut lapisan batu-batuan yang empuk seperti batu kapur. Yang lainnya lagi terbentuk oleh goncangan gempa gunung berapi yang menggeser lapisan permukaan batu-batuan kulit bumi, atau oleh letusan yang disebabkan lahar panas.
Jenis gua yang paling lain di Amerika Serikat ialah yang terbentuk dengan cara terkikis hanyutnya lapisan batu kapur yang tebal. Proses pengikisan ini dikerjakan oleh aliran air yang mengandung zat karbon dioksida di Indiana, Kentucky, dan Tennessee, dimana terdapat landasan batu-batu kapur yang luas dengan tebal rata-rata 175 kaki, maka bentuk gua di situ adalah sangat besar dan dalam.
Pada sejumlah gua kita temukan lubang atau pintu pada dinding atapnya. Lubang semacam Ini kita sebut dengan isti]ah "lubang seng". Caranya lubang itu berbentuk mula-mula disebabkan oleh karena permukaan tanah itu menampung sejumlah air. Tetapi air itu lama kelamaan meresap ke bawah sehingga membentuk lubang yang dalam. Beberapa gua mempunyai bentuk serambi bertingkat dengan tiang-tiang penunjang atau balok-balok karang dalam keadaan satu menindih yang lainnya. atau balok-balok karang dalam keadaan satu menindih yang lainnya. Tetapi pada banyak gua, setelah gua itu terbentuk, sungai-sungai di bawah tanah itu mengalir terus sampai mendapatkan tingkat lapisan yang lebih rendah, sehingga gua itu ditinggalkan begitu saja oleh aliran sungai itu dalam keadaan kering.
Sering kali kejadian bahwa tetesan air yang jatuh dari atas atap gua itu mengandung sedikit zat kapur atau bahan mineral lainnya. Apabila sebagian dari air itu menguap lenyap, maka sebagian dari pada bahan mineral itu akan tertinggal. Lambat laun bahan-bahan yang mengendap ini membentuk "stalagtite", yakni sejenis tiang kapur yang menyerupai batu-batuan es berujung tajam, yang menggelantung dari atas permukaan atap gua itu. Air yang jatuh menetes dari stalagtite itu ke atas dasar gua lalu membentuk tiang-tiang batu yang disebut "STALAGMITE".
0 komentar:
Posting Komentar